Tur ke Boulevard World, Riyadh


Tur ke Boulevard World, Riyadh
Oleh
Mustajib

 

Sebelum pulang (final exit) ke Indonesia akhir April 2024, dan untuk menggenapkan koleksi kunjungan ke tempat-tempat menarik dan indah di Arab Saudi pada umumnya dan Kota Riyadh pada khususnya, kedua putri kami – Ika FR dan Witry Naylufar -- mengajak kami berkunjung ke Boulevard World, Riyadh, pada Sabtu, 13 April 2024.

Sebelumnya, di akhir Februari 2024 lalu, Naylu – demikian panggilan akrab dari Witry Naylufar,  mengajak kami berdua (saya dan istri) ke Boulevard City untuk menemaninya guna pengambilan foto-foto buku perpisahan kelas 12 SMA, alumi Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) tahun 2024.

Boulevard City dan Boulevard World (BLVD World) merupakan dua diantara sejumlah daerah tujuan dan pusat bisnis di Kota Riyad, Ibukota Arab Saudi. Keduanya terletak di lingkungan Hittin. Keduanya bersebelahan, hanya dipisahkan oleh satu ruas jalan besar, yaitu Jalan Al Hawiy.

Lokasi keduanya dikelilingi oleh Jalan Prince Turki Bin Abdulaziz Al Awwal di sebelah barat, Jalan Suwaid Ibn Harithah di sebelah timur, Jalan Al Imam Saud Ibn Faysal di sebelah utara, dan Jalan Prince Mohammed Ibn Salman Ibn Abdulaziz di sebelah selatan. Kesatuan dan kedekatan wilayah ‘udaranya’ terhubung oleh lintasan fasilitas kereta gantung.

Selain perbedaan luas areal dan kelengkapan fasilitas, yang membedakan keduanya, yang saya ketahui dan lihat pada Sabtu sore (13 April 2024) itu, adalah persyaratan masuk. Masuk ke Boulevard City (luas 89 hektar) tanpa tiket, alias tis-gratis, free of charge. Sementara untuk bisa masuk ke BLVD World (yang memiliki danau buatan manusia – laguna -- seluas 12,19 hektar, terluas di dunia), kami harus membeli tiket seharga 77 Riyals Saudi (Rp. 299.503) per kepala.

Harga tiket memang bervariasi sesuai waktu (semisal akhir pekan) dan kelasnya (yang biasa atau yang VIP). Di akhir pekan (weekend), harganya bisa 29 (Rp. 124.005) atau 58 (Rp. 248.011) Riyals Saudi. Untuk tiket jenis “BLVD World Value”, dikenakan 109 Riyals Saudi (Rp. 466.089). Sementara untuk tiket jenis BLVD World Value, BLVD World VIP dan BLVD World Family, masing-masing dibandrol SAR 218, SAR 327 dan SAR 520 atau masing-masing Rp. 932.510, Rp. 1.398.766 dan Rp. 2.224.337, (lihat, Boulivard World, Riyadh, welcomsaudi.com, diakses pada Senin (5/4/2024), pukul 13.25 Waktu Aran Saudi/WAS)

Sebelumnya, saya “ngeri-ngeri sedap” membayangkan masuk ke BLVD World. Bayangan kami adalah pasti akan dalam merogoh kantong. Ceritanya, asumsi ini berdasarkan pengalaman ketika mengantar Naylu ke BLVD City. Berdasarkan shareloc yang diberikan, kami parkir di areal parkir BLVD World. Setelah mendapatkan update lokasi, saya segera pindah meninggalkan areal parkir BLVD World. Apa yang terjadi? Baru parkir kurang dari 10 menit, kami harus membayar sekitar 30 Riyals Saudi (Rp. 128.327). Bayangan mahalnya parking cost itu benar-benar menghantui kami sekeluarga pada Sabtu sore hingga malam itu. Tapi, apa boleh buat, mau tidak mau, suka tidak suka, harus “dihadapi”. Demi anak.

Kami masuk melalui Gate 2 (Secondary Gate). Tanpa perdebatan panjang, kami sepakat untuk mengawali “pertualangan” dari Indian Subzone, miniatur Negara India, yang tepat berada di sebelah kanan begitu masuk dari Pintu Gerbang 2. Alasan sederhana atas pilihan itu adalah karena sudah dekat waktu sholat Magrib. Tidak jauh dari Indian Subzone, ada Mushalla. Kami tidak bisa menikmati secara seksama Indian Subzone karena terburu-buru untuk sholat Magrib.

Setelah selesai sholat Magrib, kami agak rileks menikmati pesona subzon-subzone berikutnya, yang ternyata minimal ada 12 subzone yang perlu dijelajahi (lihat “Wikipedia, https://en.m.wikipedia.org, diakses pada Senin (5/4/2024), pukul 13.38 WAS). Seingat saya, dekat mushalla, setelah Indian Subzone, ada Mexican Subzone (Miniatur Negara Meksiko) dan Miniatur Negara Spanyol (Spain Subzone). Kami tidak terlalu lama di kedua subzone ini, hanya sekadar swafoto (selfie) di tempat-tempat yang memikat hati.

Yang agak lama adalah ketika di Japanese Subzone (Miniatur Negara Jepang) dan subzone-subzone sekitarnya. Yang cukup membetot perhatian terutama bagi anak-anak saya adalah aksesoris-aksesoris atau souvenir-souvenir yang dijajakan oleh sejumlah Merchandise Shop-nya. Ketiga putri kami (Ika FR, Dwi Hilyati Aulia dan Naylu) berburu tipis-tipis gelang dan cincin buatan negara Turki.

Setelah selesai berbelanja aksesoris, ketiga putri kami  menemani si putra bungsu kami (Muh. Sukri Rizky Ramadhan) masuk ke gerai anime untuk lihat-lihat merchandise anime yang akhirnya kepincut juga untuk membeli topi anime. Setelah keluar dari gerai, langsung foto-foto di depan beberapa patung anime. Terakhir, Rizky – begitu panggilan akrabnya – berswafoto di depan patung “Gundam” yang besar meraksasa dan tingginya hampir sertara dengan atap bangunan miniatur ini Jepang.



Selepas dari Japanese Subzones, malam terasa kian matang, makin larut. Bersamaan dengan itu, perut (kami) makin terasa pekat didera rasa lapar. Akhirnya kami memutuskan untuk turun ke café dan restoran pinggir laguna (danau). Setelah survey kecil-kecilan tentang jenis dan harga makanan, kami akhirnya memutuskan untuk santap malam dengan makanan dan minuman dari Asia Tenggara.

Dari Café Negara Thailand, kami memsan Corndog, Mango Sticky Rice, nasi goreng udang dan Thai Coconut Ice Cream. Harga cukup standar. Yang saya lihat, harga nasi goreng udang sedikit di atas pricing normal nasi sejenis di luar, hanya saja porsinya lebih berkurang sedikit. Yang cukup kentara lonjakan harga adalah “moya” (air mineral, air minum). Untuk ukuran harga 1 riyals Saudi di luar pagar BLVD World, moya di café tepi laguna itu dijual dengan harga 3 Riyals Saudi (naik 300 persen).

 Malam makin merayap mendekati pukul 12 malam teng. Masih banyak subzones yang belum dikunjungi. Selesai santap malam, kami melanjutkan pertualangan ke miniatur-miniatur negara lainnya. Kami memutuskan terus bergerak ke arah kanan, menyusuri tepian laguna. Kami melewati (yang saya ingat) American Subzone, England Subzone, dan French Subzones. Kami hanya menikmati tipis-tipis saja zona-zona tersebut. Kami berhenti agak lama di Chinese Subzone. Tidak untuk berbelanja. Kami menikmati keartistikan arsitektur-arsitektur bangunannya yang didominasi cat warna merah.

Chinese Subzone, yang saya rasakan, berlokasi di titik sepertiga lingkar laguna dari Gate 2. Dengan demikian, kami harus berjalan 2/3 lingkaran lagi untuk kembali ke Gate 2, yang langsung berhadapan dengan areal parkiran tempat kami memarkir kendaraan. Oleh karena malam semakin larut, rasa kantuk semakin memberat, dan bayangan tingginya biaya parkir semakin menghantui, maka kami mempercepat langkah melewati zona-zona yang lain setelah Chinese Subzone. Kami hanya menyempatkan diri berfoto di depan Digital Crystal Dome, yang tak jauh dari miniatur Piramida Mesir dan salah satu bibir Gate 2.



Entah jam berapa kami pulang atau mulai menghidupkan mesin kendaran untuk segera melaju pulang. Pikiran terasa makin lemas, makin loyo, dihantui bayangan besarnya ongkos parkir (dengan basis pengalaman parkir sebelumnya), yang akan dikenakan kepada kami yang sudah memakirkan kendaran selama berjam-jam. Pikiran saya terasa cerah lagi setelah petugas parkir hanya meminta biaya parkir sebesar “Ashara riyal Saudi Only”. Hanya sebesar 10 Riyal Saudi. Masha Allah, wa tabarakallah.

Terima kasih banyak, syukron jazilan, kepada semua personel manajemen BLVD World. You are very helpful. Getting Successful forever in the future.

  Semoga kami, bersama potential customers (pelanggan potensial) yang lain, bisa (kembali) berkunjung ke BLVD World. Dengan bisa berfoto-foto di miniatur beberapa negara, rasanya, kami tidak terlalu menyesal jika kelak kami tidak bisa berkunjung langsung ke negara-negara tersebut. Nuansanya kurang lebih sama dengan yang kami lihat secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media sosial.

Keren! Marvellous

 

Riyadh, 15 April 2024
Diplomatic Quarter (DQ), Riyadh, 2024
Pukul : 16.21 WAS

Mustajib

Simple man. Having 4 children from 1 wife. Civil Servant.

3 Komentar

  1. Terima kasih atas silaturrahminya Mas Ustadz Abdullah Makhrus. Terima kasih atas supportnya yang tiada henti-hentinya. Saya juga doakan semoga segala cita2 atau keinginan2 yang belum terwujud segera diijabah Allah Yaa Hakam. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ustadz. Terima kasih atas doanya. Maqbul insyaallah.

      Hapus
  2. Sehat dan sukses selalu, Mas Ustadz. Matur nuwun

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama