Bunga Kurma Terakhir
Oleh
Mustajib
Di awal Ramadhan tahun 1445 Hijriah versi Arab Saudi
ini, Senin (11/03/2024), sejauh yang saya bisa lihat, semua pohon kurma di Arab
Saudi pada umumnya dan di kota Riyadh pada khususnya sudah mulai mengeluarkan
bunganya. Sepanjang pohon kurma itu masih hidup dan sehat,
selongsong-selongsong bunganya sudah pecah sehingga bunga-bunganya mulai
terlihat. Sudah mulainya berbunga pohon-pohon kurma ini mengingatkan saya pada
tiga (3) hal.
Pertama,
berbunganya pohon-pohon kurma pertanda sudah masuknya musim semi. Sudah beralih
dari musim dingin ke musim semi. Secara teoretis, astronomis dan
geografis, Arab Saudi mengenal empat
musim, yaitu musim dingin yang berlangsung dari Desember hingga Februari, musim
semi dari Maret sampai dengan April, musim panas mulai Mei sampai dengan
September dan musim gugur pada bulan Oktober dan November (lihat “Mengenal
Fakta 4 Musim Dalam Satu Tahun di Arab Saudi” dalam saudinesia.id,
diakses Selasa, 12/03/2024, pukul 09.55 Waktu Arab Saudi/WAS).
Cuaca di musim
semi saya rasakan sangat enak dan nyaman. Setidaknya, cuacanya sudah keluar (beralih)
dari musim dingin yang menggigit dan belum masuk musim panas yang memanggang. Musim
dingin yang menusuk sum-sum dan panas yang “membakar” sekujur tubuh merupakan
dua frase yang sangat tepat untuk menggambarkan musim dingin dan musim panas di
Riyadh. Kota Riyadh dikenal sebagai kota yang memiliki cuaca ekstrim dingin di
musim dingin dan ektrim panas di musim panas. Suhu dingin di Riyadh –kata orang yang sudah mengalami -- bisa mencapai
titik minus. Saya sendiri pernah merasakan suhu tiga derajat Celsius, yang sekali
lagi menurut kata-kata orang, berasa seperti nol derajat pada tahun 2022 lalu. Demikian
juga suhu udara panas bisa mencapai 48 derajat Celcius di musim panas.
Kedua,
dengan telah berbunganya pohon-pohon kurma tersebut maka sudah bisa dipastikan
Arab Saudi akan kembali kebanjiran buah kurma. Ini tentu sangat membahagiakan
bagi saya sekeluarga sebagai konsumen. Biasanya, di musim-musim panen ini harga
kurma, dari berbagai jenis dan kualitas, cenderung lebih bersahabat. Bahkan bisa
sangat bersahabat tanpa harus merogoh kantong sama sekali, alias gratis. Ini
terutama terjadi di Wadi Hanifat (bendungan Hanifaa).
Wadi Hanifa, khususnya
Wadi Hanifa bawah, sebagaimana dilansir tripadvisor.com (diakses Selasa,
13 Maret 2024, pukul 10.20 WAS) merupakan oasis yang terletak tidak jauh dari Diplomatic
Quarter (kampungnya para diplomat) yang bertengger di atas bukit Tuwaiq.
Wadi Hanifa ini merupakan salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi baik
oleh warga Arab Saudi maupun non-Saudi (expatriat). Apalagi di musim dingin, di
musim panas pun tempat ini ramai dikunjungi, terutama pada malam-malam akhir
pekan (Jumat dan Sabtu malam). Pada Sabtu malam atau Malam Minggu, pengunjung
silih berganti pulang dan pergi sampai pagi hari. Setidaknya itulah yang pernah
kami (saya sekeluarga) saksikan saat ikut-ikutan begadang dan tidur-tiduran di
tempat tersebut sampai jam dua atau jam tiga dini hari.
Tempat ini sangat
hijau, terutama karena banyak ditanami pohon kuma. Jumlah pohon kurma bisa jadi
mencapai ratusan, walaupun saya belum sempat menghitung nomor-nomor “identitas”
yang ditempel pada masing-masing pohon kurma. Saat masih nihil bunga sakalipun,
kawasan ini sangat indah dan enak dinikmati. Apalagi kalau pohon-pohon kurmanya
sudah memamerkan bunga dan buahnya, keindahan dan keademan suasana batin tak
bisa terlukiskan dengan kata-kata. Lalu, kaitannya dengan mendapatkan buah
kurma secara gratis di kawasan ini? Kata orang, jika buah – buah kurma sedang
dipanen, siapa saja yang berminat dengan buah kurma segar itu, bisa langsung
memintanya. Dijamin ‘pasti’ dikasih dan ‘gratis’. Jika tidak percaya, silahkan
datang langsung pada saat musim dipanen.
Dan ketiga, berbunganya
pohon-pohon kurma tahun ini mengingatkan saya bahwa tahun ini (2024) merupakan
tahun terakhir bagi kami sekeluarga untuk melihat secara langsung pohon-pohon
kurma berbunga dari jarak dekat, semisal dari bawah pelepah-pelepah daun kurma
dan/atau selongsong-selongsong bunga kurma. Tahun depan, ketika pohon-pohon kurma
berbunga kembali, kami sekeluarga sudah balik ke Indonesia sehubungan telah
berakhirnya masa tugas saya sebagai kepala Sekolah Indonesia Riyadh (SIR). Karena
itulah, saya katakan bunga-bungan kurma tahun ini merupakan bunga kurma
terakhir yang bisa saya lihat secara langsung dari jarak dekat di Riyadh, Ibukota
Arab Saudi.
Diplomatic Quarter (DQ), Riyadh, Arab Saudi
Pukul 10.29 WAS