Oleh
Mustajib
Pada Kamis, 7 Maret 2024, pagi –
pagi sekitar 07.30 Waktu Arab Saudi (WAS), kami tim kecil dari Sekolah
Indonesia Riyadh (SIR) yang terdiri dari saya selaku kepala sekolah, wakil
kepala sekolah (wakasek) bidang kesiswaan, wakasek sarpras, dan wakasek bidang
mutu yang merangkap sebagai ‘pilot’ kendaraan, besiap-siap ke King Khalid
Internasional Airport, Gate 5 (Penerbangan Domestik), Riyadh, Arab Saudi.
Tujuannya adalah untuk “ngalap barokah’ dari para petinggi Univesitas Negeri Surabaya
(Unesa) yang akan berkunjung ke SIR.
Para petinggi Unesa yang diamksud adalah
Rektor (Bapak Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes), Ketua Majlis Wali Amanah/MWA (Bapak
Prof. Dr. Haris Supratno), anggota MWA (Bapak Mohammad Sofwan Effendi dan Bapak
Mohammad Nabil Hoesin), Wakil Rektor 1 (Bapak Prof. Dr. Madlazim, M.SSi.),
Kasubdit KUI (Bapak Asrori, S.S., M.Pd), Dekan FISIP (Dr. Bambang Sigit Widodo,
M.Pd), Dekan FIKK (Bapak Dr. Dwi Cahyo Kartiko, S.Pd., M.Pd), Dekan FEB (Bapak
Prof. Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si) Dekan FIP (Bapak Prof. Dr. Mochammad Nursalim, M.Si.),
dan Dekan FMIPA (Bapak Prof. Dr. Wasis, M.Si).
Ngalap dalam frase “ngalap
barokah”, menurut BASA bali Wiki, BASAibu Wiki, bermakna ‘memetik’ atau
‘mengambil’(lihat dictionary.basabali.org, diakses Selasa, 12/3/2024,
pukul 14.1 WAS). Sementara, barokah,
menurut google search, berarti ziyadaaatul khair atau
bertambahnya kebaikan. “Ngalap barpkah” dalam tulisan ini kurang lebih dimakna
mengambil, menjemput atau menggapai tambahan kebaikan dari para cerdik pandai kampus
Unesa. Salaman, dan apalagi bersalaman lalu mencium tangan seorang ulama –
menurut keyakinan saya – adalah wujud dari barokah atau tambahan kebajikan.
Tepat pukul 07.45 WAS tim kecil
kami berbegas meninggalkan markas SIR yang terletak di 8561 Abdullah Ibn
Muammar, Umm Al Hamam Al Gharbi, Riyadh, menuju bandara internasional King
Khalid. Alhamdulillah, perjalanan cukup
lancar. Lalu lintas tidak terlalu padat sehingga bus saffarah KBRI
Riyadh yang kami tumpangi bisa melaju sampai kecepatan 100 meter per jam.
Sesuai google Map, perjalanan membutuhkan 30 menit untuk sampai ke tujuan.
Cuaca juga sangat mendukung : sejuk
dan cerah. Walau sudah memasuki masa peralihan dari musim dingin menuju musim
semi, suhu udara masih turun naik. Terkadang titik suhu terendah sampai di
bawah 10 derajat Celsius dan tertingginya mencapai 25 derajat Celcium. Suhu
udara saat kami melaju di King Salman Bin Abdulaziz Road menuju bandara
bertengger pada poin 18 derajat Celcius. Jalan yang lancar, cuaca yang sejuk
dan cerah, serta hijaunya pemandangan pepohonan dan bunga-bunga di sepanjang
jalan kian menambah semangat dan keceriaan hati kami ngalap barokah atas
kedatangan para pejabat almamater Unesa.
Saat jam digital di handphone
(hape) saya menunjukkan pukul 08.25 WAS, rombongan kami berhenti di sebuah rest
area. Kami harus berhenti sejenak sampai para tamu benar-benar sudah di lobby
atau ruang tunggu bandara. Bus berbadan panjang (long vehicle) tidak
diperbolekan parkir di depan pintu penjemputan. Hanya untuk drop off (menurunkan)
dan/atau pick-up (menjemput) penumpang saja. Agar kegiatan menunggu
tidak terlalu membosankan, kami memutuskan untuk menikmati makanan ringan
disertai minuman segar dan hangat.
Pilihan kami jatuh pada burger
dan “Emirate Karak”. Karak sesungguhnya teh tradisional Qatar yang
sangat terkenal, tidak hanya di negara asal tetapi juga di Arab Saudi. Belum habis kami menyantap burger dan
menikmata Karak tea, sebuah chat sudah masuk ke hape wakasek
kesiswaan, sepertinya dari Pak Asrori
yang mengkhabarkan tamu sudah siap-siap menuju ruang tunggu bandara. Pukul
08.45 WAS, bus pembawa rombongan kami pun bergerak kembali. Tiga belas menit
kemudian, tepatnya pukul 08.58 WAS, rombongan kami diturunkan di Car
Drop-Off Valet Parking Area, tak jauh dari Gate 1. Melalui Gate
1 kami langsung menuju Gate 5 dan berhenti di kursi ruang tunggu Dekat Gate
6.
Saat yang lain menunggu, termasuk Atdikbud
KBRI Riyadh (Bapak Badrsu Sholeh, Ph.D,yang ditemani staf setianya Pak Ahmad
Agil Alaydrus), saya izin ke kamar mandi sebentar. Ya, benar, saya di kamar
mandi cuma sebentar, hanya untuk buang air kecil saja. Ketika keluar dari kamar
mandi ‘man’s toilet’, para rombongan dan tamu sudah berada di pick-up
area. Buru-buru saya menghampiri para tamu dan lalu memperkenalkan diri.
Setelah selesai menyalami tamu
satu per satu (ini barokah pertama), para tamu pun masuk ke mobil atau
kendaraan jemputan. Para dekan naik bus yang kami tumpangi, sementara Pak
Rektor bersama yang lainnyaa ikut rombongan Atdikbud. Rencana awalnya, rombongan
Atdikbud langsung ke KBRI Riyadh untuk silaturrahmi dengan Dubes KBRI Riyadh,
YM Bapak Dr. Abdul Aziz Ahmad. Sementara rombongan kami direncakan langsung dibawa ke SIR. Namun, ada perubahan sedikit. Semua
ke KBRI dulu.
Tepat pukul 09.59, rombongan full
sampai di KBRI Riyadh. Setelah foto-foto tipis-tipis di depan Kantor KBRI,
rombongan Pak Rektor langsung ke ruangan Pak Dubes Abdul Aziz – demikian sapaan
akrabnya. Yang lainnya, yakni para dekan dan tim kecil SIR, langsung menuju SIR.
Butuh waktu sekitar 10 menit untuk
sampai di SIR, setelah melewati jalan melengkung. Sesampai di SIR, setelah
bincang-bincang ringan sebentar di ruang kepala sekolah yang masih sederhana
(luas maupunn dekor interiornya), kami (saya dan para dekan) langsung ke basement.
Para siswa SMA kelas 12 dan perwakilan dari kelas 10 dan 11 SMA sudah menanti
di sana untuk ngalap barokah. Setelah saya memberikan pengantar sedikit,
barokah kedua pun berluberan dari para tamu. Para siswa mendapat informasi dan
pencerahan dari para dekan. Secara bergiliran para dekan memberikan informasi
terkait jurusan, program studi dan kelebihan berikut keunggulan masing-masing
fakultas yang dinahkodainya. Kali ini, di tahun 2024 ini, sejak awal, sudah ada
calon alumi SIR yang sangat tertarik dan bahkan ingin segera diterima sebagai
mahasiswa Unesa. Selain tentang jurusan, saking semanganyat, siswa yang sangat
berminat studi di Unesa itu tidak segan-segan juga bertanya tentang beasiswa.
Selain siswa, para guru juga
mendapat barokah. Barokah ketiga bagi para guru adalah adanya akses yang cukup
menguntungkan untuk melanjutkan studi pascasarjananya. Yakni, para guru dapat
melanjutkan studi pascasarjana S2 melalui program RPL (Rekognisi Pengalaman
Lampau). Artinya, melalui program ini, pengalaman mengajar para guru dapat
dikonversikan untuk pencapaian sistem kredit semester (SKS) tertentu sesuai
mata kuliah yang relevan. Dengan sistem ini, para guru, paling tidak, mereguk dua
keuntungan sekaligus : tugas-tugas mengajar tidak terbengkalai dan penyelesaian
studi pun bisa lebih cepat sesuai akumulasi pengalaman mengajar.
Barokah lainnya, barokah keempat
atau yang terakhir dalam catatan penjemputan ini, adalah peluang mendapat
beasiswa bagi para guru dan pegawai yang melanjutkan pendidikan S2 maupun S3.
Untuk memastikan peluang emas penuh barokah ini, saat Pak Rektor Prof. Nurhasan duduk memasang sepatu ‘Bhinneka
Tunggal Ika;-nya (yang sebelah kanan dan kirinya berbeda warna), mewakili
calon-calon mahasiswa S2 dan S3, saya berbisik ke Pak Rektor -- yang datang ke SIR selepas silaturrahmi dengan
Pak Dubes Abdul Aziz, “Izin, Pak Rektor. Semoga kami yang akan melanjutkan
studi S2 maupun S3 di Unesa juga diberikan beasiswa.”
“Siaap!”, kata Pak Rektor sambil
menebar senyumnya yang memancarkan keramahtamahan dan keceriaannya. Setelah
sesi foto-foto bersama dan saling tukar cendera mata, selang beberapa menit
kemudian, Pak Rektor Prof. Nurhasan beserta tim full-nya berangkat (kembali)
menuju bandara untuk melanjutkan saffar-nya
antara lain ke Jeddah dan Makkah.
Jazakumullahu khairan katsira
Unesa atas barokah-barokah yang telah dan akan terus ditebar ke setiap warga keluarga besar SIR
yang memilih melanjutkan pendidikan tingginya di Unesa. Barakallah.
Diplomatic Quarter (DQ), Riyadh, Arab Saudi
Pukul 08.30 WAS
Alhamdulilah barokah Pak
BalasHapusTerima kasih, Bapak
BalasHapus