Beasiswa Repatriasi untuk Pelajar PMI

                   Keterangan Foto : Pak Aji Kusumanto sedang memberikan sosialisai
                       Dokumen : Koleksi Foto Milik Sekolah Indonesia Riyadh (SIR)


Beasiswa Repatriasi untuk Pelajar PMI

Oleh

Mustajib

 

Apakah bapak ibu ingin menyekolahkan dan/atau menguliahkan putra putri di Indonesia dengan bantuan pembiayaan (beasiswa afirmasi) dari Pemerintah Indonesia? Jika ‘ya’, bapak ibu nantinya dapat memanfaatkan fasilitas “Beasiswa Repatriasi” sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.

 Bapak ibu yang dapat memperoleh kesempatan untuk mengusulkan beasiswa ini harus memenuhi tiga (3) persyaratan umum terlebih dahu. Pertama, bapak ibu termasuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Yang termasuk PMI adalah warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja pada pemberi kerja yang berbadan hukum, pada pemberi kerja perseorangan atau rumah tangga, dan pelaut awak kapal dan pelaut perikanan.

Ada WNI yang berada dan 'beraktivitas' di luar negeri namun  tidak digolongkan sebagai PMI. Mereka itu adalah WNI yang dikirim atau dipekerjakan oleh badan internasional atau oleh negara di luar wilayahnya untuk menjalankan tugas resmi, pelajar dan peserta pelatihan di luar negeri, pengungsi atau pencari suaka, penanam modal, aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai setempat yang bekerja di Perwakilan Republik Indonesia, pekerja pada institusi yang dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dan WNI yang mempunyai usaha mandiri di luar negeri.

Mungkin ada diantara Bapak Ibu yang bertanya, "bolehkah yang orangtuanya TKI?" TKI adalah Tenaga Kerja Indonesia yang sekarang nama tersebut sudah diganti secara resmi dengan nama 'Pekerja Tenaga Migran (PMI)'. Istilah TKI sudah tidak lagi digunakan sejak diterbikan Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2027 tentang Perlindungan Pekerja Migran INdonesia. Dalam pergantian nama ini tidak ada perbedaan yang yang signifikan (sangat berarti) terkait substansi kedua istilah tersebut. 

Simpulannya adalah, TKI (istilah dulu) atau PMI (istilah sekarang) dapat diartikan sebagai setiap warga negara Indonesia (WNI) yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia. Putra-putri PMI inilah yang menjadi sasaran utama program beasiswa repatriasi.

Dan kedua, putra-putri PMI harus bersekolah di salah satu Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Sejauh ini, program beasisiswa repatriasi diberikan kepada putra-putri PMI yang bersekolah di SILN di Malaysia. Sementara untuk di SLIN Arab Saudi, termasuk di Sekolah Indonesia Riyadh, sifatnya masih rintisan.

Apa saja persyaratan-persyaratan lainnya? Dan seperti apakah program beasiswa repatriasi tersebut? Berikut penjelsannya singkat dari apa yang disampaikan oleh Aji Kusumanto selaku Ketua Kelompok Kerja Afirmasi Pendidikan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kemendikbudristek, di Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) pada Selasa, 19 Maret 2024 lalu.

Oleh karena informasi sangat penting bagi bapak ibu yang berkepentingan di kemudian hari dan karena sosialisasinya hanya diikuti oleh kalangan yang terbatas dari warga internal SIR maka paparan dalam tulisan ini perlu diikuti atau dibaca sampai akhir. Atau, Bapak Ibu bisa datang langsung ke SIR untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.

Ada dua (2) jenis beasiswa yang ditawarkan : beasiswa untuk sekolah menengah dan beasiswa untuk perguruan tinggi. Beasiswa untuk sekolah menengah dinamakan Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM). Beasiswa ini diperuntukkan bagi lulusan sekolah semengah pertama (SMP), yang ingin melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia. Fasilitas beasiswa yang akan diperoleh adalah bebas biaya sekolah dan uang saku sebesar 2,2 sampai 2,3 juta rupiah per anak per bulan, yang disalurkan melalui rekening sekolah, bukan ke rekening anak atau pelajar.

Beasiswa untuk perguruan tinggi dinamakan Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK). ADiK merupakan Program beasiswa bergelar/degree yang bersifat afirmasi untuk memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dan keterjangkauan akses pendidikan tinggi karena kondisi dan keberadaannya.

Sederahanya, beasiswa ADiK ini diperuntukkan bagi lulusan sekolah menengah atas (SMA). Penerimanya akan mendapatkan kebebasan memilih perguruan tinggi di Indonesa. Selain bebas memilih perguruan tinggi, juga akan mendapatkan uang saku sebesar 1,25 juta per bulannya.

Fasilitas lainnya yang telah menanti para penerima beasiswa ADiK adalah biaya kuliah atau pendidikan, atau UKT (Uang Kuliah Tunggal).  UKT diberikan melalui perguruan tinggi  setiap semester, yang besarannya berbeda-beda sesuai akreditasi perguruan tinggi, dengan rincian 12 juta rupiah untuk program studi (prodi) kedokteran (Akreditasi A), dan 8 juta rupiah untuk prodi non-kedokteran dengan akreditasi A juga. Untuk Akreditasi B dan C masing-masing dijatah 4 juta dan 2,4 juta rupiah. Sementara, biaya hidup yang diperoleh sebesar Rp. 1,250.000, yang ditranfer langsung ke rekening penerima.

Untuk mendapat kesempatan emas tersebut, persyaratan – persyaratan pokok yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut. Pertama, sudah terdaftar di SIM ADiK. Untuk ini, para orangtua siswa harus menyiapkan atau memiliki antara lain Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Kedua persyaratan ini umumnya menjadi kendala bagi siswa-siswi yang orangtuanya berstatus Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tidak “rajin” mengurusinya. NISN tidak akan keluar jika di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tidak ada NIK.

Kedua, para alumni harus lulus seleksi sebagai calon penerima beasiswa ADiK. Untuk bisa lulus seleksi, yang pertama dan utama adalah berprestasi baik secara akademis (yang dibuktikan dengan nilai rapor) dan non-akademis (menjadi juara lomba-lomba yang diakui Pusat Prestasi Nasional/Puspresnas). Semakin sering jadi juara, semakin besar peluangnya. Pun demikian dengan kemampuan akademiknya, semakin tinggi nilainya, semakin bagus. Minimal, nilai rata-rata 75 untuk enam mata pelajaran sesuai dengan jurusan yang diambil.

Yang tidak kalah pentingnya adalah jadilah bagian dari SILN penerima manfaat program repatriasi terlebih dahulu. Jika tinggal di Riyadh, harus terdaftar sebagai siswa-siswi SIR. 

Untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap, sekali lagi, silahkan datang langsung ke SIR. 

 

Riyadh, 3 April 2024
Diplomatic Quarter (DQ), Riyadh, Arab Saudi.
Pukul : 14.20 WAS

Mustajib

Simple man. Having 4 children from 1 wife. Civil Servant.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama