Oleh
Mustajib
Acara buka puasa bersama (bukber) yang dilaksanakan oleh
KBRI Riyadh pada Rabu, 3 April 2024 dapat dikatakan terasa spesial. Menurut
hemat saya, setidaknya ada 3 alasan untuk membenarkan asumsi personal tersebut.
Pertama, kegiatan bukber ini adalah yang terakhir, sekali
lagi ‘yang terakhir’, yang ke-4, bukber pamungkas, dalam bulan puasa ramadhan
tahun 1445 H ini. Tidak ada “bukber ke-5”. Di sinilah ke-spesialannya. Tidak
seperti dua tahun sebelumnya (1443 dan 1444 H), dalam bulan ramadhan tahun ini,
KBRI Riyadh menyelenggarakan acara bukber mingguan, yaitu setiap hari Rabu,
yang diikuti oleh seluruh Home Staff, Local Staff, dan Guru-Pegawai
Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) beserta keluarga masing-masing. Sejauh ini, ini
benar-benar momen ramadhan yang sepsail pasca covid-19.
Kedua, kegiatan bukber terakhir (ke-4) pada bulan ramadhan
tahun 2024 Masehi ini sekaligus akan menjadi momentum atau kesempatan terakhir
untuk berbuka puasa di KBRI Riyadh bagi beberapa Home Staff yang akan mengakhiri
masa tugas tahun ini atau tahun depan (2025) sebelum tiba bulan Ramadhan tahun
1446 Hijriah. Saya sekeluarga termasuk yang tidak akan ikut berbuka di bukber
ke-4 di KBRI Riyadh tahun depan karena masa tugas berakhir tahun ini. Karena itulah ini menjadi momen yang
spesial bagi kami sekeluarga.
Dan ketiga, terakhir, bukber terakhir menjadi spesial
karena inovasi “sajian berat-nya”. Untuk takjil pembuka puasa (breaking shaum)
boleh dikatakan standar, kurang lebih sama dengan takjil “pendahulu-pendahulunya”,
yang terdiri dari sebotol air mineral, kurang lebih tiga buah kurma, dan
sepotong-dua-potong kue. Namun, untuk sajian utama (‘makan berat’) setelah
sholat Magrib, terasa sebagai sebuah inovasi yang menggabungkan sajian dan
model penyajian buker ke-2 dan ke-3.
Pada bukber ke-2, menu makanan utama adalah “nasi Arab”,
nasi kabsah. Nasi kabsah adalah sajian khas Timur Tengah yang identik dengan
cita rasa asam gurih dari bumbu berupa tomat dan dan sedikit cabe. Nasi kabsah
punya ciri khas warna merah kecoklatan, seperti nasi goreng yang menggunakan
kecap. Umumnya nasi kabsah dipadukan dengan lauk kambing dan/atau ayam (lihat ‘Resep
Nasi Kabsah, Nasi Asam Gurih Daging Kambing Khas Timur Tengah” dalam Kompas.com,
diakses Kamis, 4/4/2024 pukul 06.30 Waktu Arab Saudi/WAS). Ciri lainnya yang
menonjol adalah selain “porsi besar”, nampannya juga besar.
Pada bukber ke-3, seingat saya, sajian utamanya berupa
makanan Indonesia, yang diwadahi kotak plastik. Seperti halnya nasi kabsah
sebelumnya, nasi ala Indonesia ini juga enak, setidaknya menurut lidah saya.
Saat dihidangkan kabsah, porsi pribadi yang saya ambil dari napan besar habis
saya santap. Nasi kotak ala
Indonesia juga habis saya santap. Sama-sama enak, mebawa nikmat dan barokah.
Nah, di
bukber ke-4, sajiannya kombinasi : wadah atau model sajian ala Timur Tengah (Saudi)
dengan nampan besar untuk porsi makanan seukuran 5 atau 6 orang Indonesia.
Namun, makanannya adalah makanan khas Indonesia, tepatnya nasi uduk – walaupun,
menurut salah seorang jamaah penikmat, menu lauk pauknya tidak selengkap nasi uduk di Indonesia.
Nasi Uduk (Dok. Sindonews)
Menurut id.m.wikipedia.org,
nasi uduk adalah hidangan yang dibuat dari nasih putih yang diaron dan dikukus
dengan santan, serta dibumbui dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai, dan
merica. Lauk pauk yang saya lihat di nasi uduk di momen bukber ke-4 kemarin ada
urap-urapan-nya, ayang goreng yang dilaburi parutan kelapa goreng (serundeng),
telur dadar goreng, kerupuk, dan cacah kentang goreng yang diberi sambal.
Rasanya enak, sedap. Porsinya nasinya terlihat agak “kurus” teronggok di
tenah-tengah nampan. Namun, ternyata
porsi sekurus itu tidak habis kami santap bertujuh. Ternayata dipadatkan. Masha
Allah.
Kombinasi gado-gado ini -- content (nasi uduk)
dengan casing (wadah) Arab Saudi—mengingatkan
saya pada sebuah nama : “Saunesia”. Saunesia (Saudi-Indonesia) merupakan bentuk
poros kerjasama antara Arab Saudi dengan Indonesia, yang digagas YM Agus Maftuh
Abegebriel (Dubes KBRI Riyadh periode 2016 – 2021), dalam rangka meningkatkan
hubungan bilateral kedua negara (lihat “Dubes Agus Maftuh : Saudi Harap Indonesia
Berbagi Pengalaman Manajerial Haji” dalam kemenag.go.id, diakses Kamis,
4 Maret 2024, pukul 07.15 WAS).
Jika frase “hubungan bilateral” di atas boleh
diterjemahkan secara esensial sebagai “silaturahmi pihak-pihak terkait” maka
inovasi sajian pada bukber ke-4 sudah pas memenuhi dua “niatan” besar :
mengukuhkan silarurrahmi Saudi dengan Indonesia dan mengokohteguhkan
silaturahmmi antaranggota keluarga besar KBRI Riyadh.
Mabruk KBRI Riyadh. Barokah sajian-sajian bukbernya, bil
khusus sajian ala Saunesia pada momen bukber ke-4. Barakallahu fikum.
Riyadh, 4 April
2024
Diplomatic Quarter
(DQ), Riyadh, Arab Saudi.
Pukul : 07.30
Waktu Arab Saudi